Elektronik

10 Rekomendasi Speaker Pasif Terbaik

Speaker pasif adalah jenis speaker yang digemari oleh kalangan audiophile. Kemudahannya untuk dikustomisasi memberikan pengguna kontrol lebih dalam menciptakan karakter suara sesuai preferensi. Tidak heran, meski sekilas terkesan agak ribet, speaker pasif masih saja dinikmati oleh pegiat audio di seluruh dunia.

Ada banyak produsen speaker pasif di pasaran, seperti Yamaha, Betavo, dan BareTone. Agar tepat memilih, PickyBest kupas tuntas cara memilihnya di artikel ini. Selain itu, kami juga mengumpulkan rekomendasi speaker pasif terbaik dari berbagai merek. Kita pelajari bersama, yuk!

Perbedaan Speaker Aktif dan Pasif

Pertama-tama, mari pahami dulu apa yang membedakan speaker pasif dengan speaker aktif. Secara mendasar, perbedaan keduanya terletak di bagian power supply dan amplifikasi sinyal audio. Kedua fungsi ini dijalankan oleh perangkat yang bernama amplifier.

Speaker aktif sudah dibekali amplifier sendiri di dalam perangkatnya sehingga dapat langsung berfungsi setelah dihubungkan ke sumber listrik dan sumber suara. Sebaliknya, speaker pasif harus dibelikan amplifier terpisah agar berfungsi.

Kendati harga speaker pasif memang relatif lebih murah dari speaker aktif, tetapi keseluruhan setup-nya bisa saja berujung lebih mahal karena masih harus membeli amplifier.

Bila langsung disambungkan ke pemutar musik, suara yang keluar dari speaker pasif akan terdengar kecil, atau malah tidak keluar sama sekali. Hal ini diakibatkan daya output berupa sinyal audio dari pemutar musik yang lemah. Tugas amplifier adalah menguatkan sinyal tersebut sesuai rating power dari speaker.

Speaker pasif bisa di mix & match dengan berbagai amplifer untuk menemukan karakter suara yang diinginkan pengguna. Inilah mengapa, speaker pasif disukai para audiophile yang umumnya senang mengoleksi gear audio.

Kesimpulannya, speaker pasif lebih cocok untuk Anda yang tidak keberatan dibuat sedikit repot demi mendapatkan karakter audio yang disukai. Bila Anda lebih suka yang praktis, lebih baik beralih menggunakan speaker aktif saja.

Cara Memilih Speaker Pasif

Jika Anda sudah yakin untuk membeli speaker pasif, pahamilah cara memilihnya. Di bagian ini, kami mengupas aspek-aspek penting yang mesti Anda pertimbangkan dalam memilih speaker pasif terbaik. Mulai dari tipe, sensitivitas, impedansi, respons frekuensi, dan power handling.

Tentukan Tipenya, Floorstanding atau Bookshelf?

Tipe eksterior speaker dapat digolongkan menjadi dua, yaitu floorstanding dan bookshelf. Tidak hanya soal bentuk, tipe speaker juga memengaruhi kualitas suara yang dihasilkan. Putuskanlah mana yang paling cocok untuk Anda tanpa melupakan ketersediaan ruang di rumah.

Floorstanding: Suara Lebih Kencang dengan Range yang Lebar

Speaker floorstanding kadang disebut sebagai speaker tower. Seperti namanya, speaker ini ukurannya tinggi dan besar sehingga biasa ditaruh di lantai. Di sisi suara, jenis ini mencakup seluruh range nada (full range) sehingga tidak perlu tambahan speaker untuk pengoptimalan range tertentu (contohnya subwoofer untuk bekerja di range rendah).

Untuk menyetel musik, performanya unggul sebagai sistem stereo tunggal berkat range yang lebar, volume nendang, dan kedalaman yang baik. Sedangkan di home theater, speaker ini dapat berguna dalam konfigurasi surround sound untuk channel depan kanan dan kiri.

Bila ruangan tidak menjadi masalah untuk Anda, floorstanding speaker merupakan paket lengkap. Sejalan dengan harganya yang lebih mahal. Setup pun terkesan lebih compact karena hanya terdiri dari dua speaker, tidak seperti setup speaker bookshelf yang terdiri dari banyak speaker.

Bookshelf: Fleksibel dan Tidak Makan Banyak Tempat

Sesuai namanya, bookshelf speaker atau juga disebut standmounter umumnya diletakkan di atas furnitur, baik itu rak buku, meja, atau yang lain. Meski demikian, pancaran suara speaker akan lebih terasa saat diletakkan di atas stand, bracket, atau mount. Yang mana pun, ukuran kecil dari jenis ini membuat penempatannya lebih fleksibel dibanding floorstanding speaker.

Bookshelf speaker umumnya dominan di range tengah (mid-range). Itu sebabnya agar mendapatkan kualitas maksimal, perlu penambahan subwoofer untuk frekuensi rendah.

Memang, jenis ini dirancang sebagai bagian dari sebuah setup audio yang lebih besar, misalnya dalam konfigurasi home theater 5.1. Bookshelf speaker juga sering dipakai sebagai tambahan floorstanding speaker untuk channel tengah dan samping.

Bila ruangan Anda sempit, bookshelf speaker lebih nyaman digunakan. Bahkan Anda bisa menempelkannya di dinding kalau benar-benar kehabisan ruang. Di samping itu, harganya pun relatif lebih murah.

Pastikan Nilai Daya Speaker Tidak Lebih Besar dari Amplifier

Input daya yang diukur dalam watt dipasok oleh amplifier sesuai kebutuhan speaker. Agar mendapat volume yang optimal, pilihlah speaker yang nilai dayanya tidak lebih besar dari nilai daya yang dapat dipasok amplifier. Sebaliknya, hindari juga memilih yang dayanya terlalu kecil karena pasokan daya berlebih dari amplifier dapat merusak speaker.

Produsen speaker menuliskan beberapa tipe nilai daya pada spesifikasi tiap produk. Yang jadi patokan adalah nilai daya continous atau disebut juga root mean square (RMS) atau program rating power. Selain nilai daya ini, biasanya juga dicantumkan rating daya puncak (peak) yang hanya menunjukkan batas maksimal pasokan daya yang tidak boleh dilewati.

Kesimpulannya, solusi paling aman adalah memilih speaker yang nilai daya continous-nya sama dengan amplifier. Kalau ternyata nilai dayanya ada di bawah amplifier, pastikan kelebihan daya amplifier tidak sampai melewati rating daya puncak.

Hindari membeli speaker yang dayanya jauh di atas daya amplifier karena suara yang dihasilkan akan bervolume kecil, bahkan timbul clipping (distorsi).

Pilih Sensitivitas Berdasarkan Kebutuhan Besar Volume

Sensitivitas menunjukkan besar volume yang mampu dikeluarkan speaker. Umumnya pengukuran mengacu pada besar volume—yang ditulis dalam satuan desibel (dB)—dalam jarak 1 meter, saat speaker diberi daya output 1 watt oleh amplifier. Pengukurannya mungkin berbeda pada beberapa produk, dengan variasi pada besar pemberian dayanya.

Secara sederhana, semakin besar sensitivitas (semakin tinggi desibel), maka semakin keras volume speaker. Kebanyakan speaker memiliki sensitivitas di angka 86 sampai 90 dB. Di tingkat ini suara yang dihasilkan lebih dari cukup untuk pemakaian di dalam rumah. Bila melebihi 90 dB, speaker dapat dipakai untuk sound system luar ruangan.

Bisa disimpulkan bahwa semakin tinggi frekuensinya, semakin baik dan kencang pula suara yang dihasilkan. Tetapi, tetaplah mengacu pada skenario penggunannya. Jika hanya di rumah, pilih yang maksimal 90 dB. Yang lebih dari itu bisa dipilih untuk penggunaan di area luas seperti lapangan, ruang pertemuan, dan sejenisnya.

Sesuaikan Rating Impedansinya dengan Kemampuan Amplifier

Impedansi merujuk pada resistansi benda terhadap listrik yang diukur dalam satuan ohm. Semakin tinggi impedansi sebuah benda, semakin sulit bagi listrik untuk mengalir pada benda tersebut.

Karet dan kayu, misalnya, memiliki impedansi sangat tinggi sehingga nyaris tidak menghantarkan listrik sama sekali. Berbanding terbalik dengan besi yang impedansinya rendah sehingga sangat mudah menghantarkan listrik.

Rating impedansi speaker pasif umumnya ada di angka 4, 6, 8, dan 16 ohm. Amplifier harus mampu memasok arus sesuai rating speaker. Bila lebih rendah, amplifier bisa rusak karena dipaksa memasok arus kuat terus menerus. Sedangkan jika lebih tinggi, alirannya akan lemah dan membuat suara yang diproduksi menjadi kecil.

Bila Anda mau menggunakan dua speaker dua channel (satu speaker untuk masing-masing channel amplifier), maka rating ohm speaker dan amplifier harus sama. Perhitungannya akan sedikit berbeda pada konfigurasi speaker lebih dari dua.

Semisal pada konfigurasi empat speaker dua channel (dua speaker per channel yang tersambung paralel), pertama, impedansi semua speaker harus sama, misalnya 4 ohm. Dari sini, bagilah rating ohm dengan jumlah speaker yang terhubung pada tiap channel.

Di contoh ini, berarti 4 (ohm) dibagi 2 (jumlah speaker), menghasilkan 2 ohm pada tiap channel. Artinya, walaupun speaker-nya 4 ohm, amplifier harus mampu memasok aliran daya hingga 2 ohm.

Kesimpulannya, jika hanya perlu dua speaker, samakan rating impedansinya dengan amplifier. Sedangkan bila membutuhkan speaker lebih dari itu, gunakan rumus impedansi speaker dibagi jumlah speaker tiap channel untuk menemukan angka impedansi yang perlu dipasok amplifier.

Telitilah dalam Memeriksa Respons Frekuensi

Frekuensi suara (diukur dalam hertz) yang dapat didengar oleh manusia pada umumnya memiliki rentang dari 20 hertz sampai 20.000 hertz (20 kHz). Keseluruhan frekuensi ini kemudian dibagi menjadi tiga subfrekuensi utama, rendah (low-range atau bass), tengah (mid-range), dan tinggi (high-range atau treble).

Speaker yang baik adalah yang respons frekuensinya mencapai, mendekati, atau bahkan lebih dari rentang 20 Hz – 20 kHz. Tetapi, apakah Anda menyadari bahwa semakin tinggi frekuensi yang terdengar, semakin kencang pula volumenya? Begitu pun sebaliknya, saat bass-nya sangat dalam (sub-bass), volumenya jadi pelan.

Variasi volume tersebut disebabkan inkonsistensi kerja speaker di range tertentu. Maka itu, variasi sound pressure level (SPL) ini juga diukur dalam desibel. Di rincian spesifikasi, penulisan range akan selalu diikuti oleh varasi volume, misalnya 20 Hz – 20 kHz, ±3 dB.

±3 dB artinya akan ada kenaikan atau penurunan volume sebesar lebih kurang 3 dB pada range tertentu. Variasi volume paling kecil yang masih dapat dirasakan oleh beberapa orang adalah 1 dB. Pada 3 dB, variasi volume nyaris tidak terdengar.

Pada speaker pasif yang harganya lebih murah, variasi volume dapat mencapai angka 10 dB yang dalam skenario dunia nyata bisa membuat peningkatan volumenya terdengar dua kali lebih keras.

Jadi, pastikan untuk memilih speaker pasif yang respons frekuensinya sedekat mungkin dengan 20 Hz – 20 kHz. Lalu pastikan juga tercantum variasi SPL yang diukur dalam desibel. Semakin kecil variasinya maka semakin baik. Hati-hati terhadap produk yang tidak mencantumkan angka variasi ini karena sangat menentukan kualitas akhir produk.

Sisakan Dana Ekstra untuk Membeli Komponen Lainnya

Jangan habiskan semua budget Anda ke speaker. Ingat, speaker pasif tidak punya power supply sendiri. Paling tidak, Anda masih perlu membeli amplifier. Selain itu, bila memilih tipe bookshelf, sangat direkomendasikan untuk membeli bracket, stand, atau mount supaya kualitas suaranya lebih baik.

Di samping itu, suara dari bookshelf speaker yang dominan di mid-range mungkin membuat Anda harus membeli subwoofer dan tweeter. Terakhir, meski biasanya sudah dibekali dari produsen, tidak ada salahnya untuk mempersiapkan uang lebih untuk berjaga-jaga bila butuh kabel tambahan.

10 Rekomendasi Speaker Pasif Terbaik

Setelah bergelut dengan pembahasan cara memilih yang cukup rumit, tentu Anda sudah tidak sabar untuk segera belanja. Di bagian ini, kami sudah rangkum sepuluh speaker pasif terbaik dari berbagai merek dan kelas harga. Selamat memilih!

1. Betavo Audio Speaker Pasif BPS-4510

Cek harga di Shopee - Best Seller Cek harga di Shopee - Best Price Cek harga di Blibli Cek harga di Lazada

Suara besar, bass-nya powerful!

Betavo menawarkan speaker pasif berkualitas dengan suara yang besar. Speaker ini cukup serbaguna dalam pengaplikasiannya. Anda bisa menjadikannya sebagai bagian dalam konfigurasi home theater maupun sound system panggung. Dengan respons frekuensinya yang lebar hingga 40 Hz di frekuensi rendahnya, speaker ini memiliki bass yang powerful.

Tipe Bookshelf
Sensitivitas 98 dB – 3 dB
Rating impedansi 8 ohm
Respons frekuensi 40 Hz – 18 KHz
Daya 400 – 450 W
Kisaran harga Rp1.732.500

2. Yamaha VS6

Cek harga di Shopee - Best Seller Cek harga di Shopee - Best Price Cek harga di Blibli Cek harga di Lazada

Pas untuk sound system berbagai acara pertemuan

Dengan harganya yang terjangkau dan spesifikasinya yang mumpuni, speaker pasif terbaik ini pas untuk digunakan sebagai bagian sound system pengajian, arisan, seminar, maupun pertemuan lainnya.

Berkat sensitivitasnya yang tinggi, suara yang dihasilkannya besar. Speaker ini juga mendukung penggunaan di luar ruangan. Desainnya pun memungkinkan fleksibilitas lebih sesuai sudut pemasangan di dinding dengan bracket khusus berbentuk letter “U”.

Tipe Bookshelf
Sensitivitas 90 dB (1 W/1 m)
Rating impedansi 8 ohm
Respons frekuensi 80 Hz – 20 kHz, ±10 db
Daya 50 W per channel
Kisaran harga Rp1.345.000

3. Crimson CR-402

Cek harga di Shopee - Best Seller Cek harga di Shopee - Best Price Cek harga di Blibli Cek harga di Lazada

Speaker pasif murah meriah untuk kebutuhan mendengar musik di rumah

Speaker pasif ini bisa jadi andalan untuk kebutuhan mendengar musik di rumah. Spesifikasinya mumpuni dengan output suara yang besar untuk memaksimalkan pengalaman mendengar musik Anda.

Speaker ini dibanderol dengan harga yang sangat terjangkau di bawah 200 ribu. Apalagi, harganya ini dihitung untuk 2 buah speaker kanan dan kiri. Dengan begitu, Anda tinggal membeli tambahan subwoofer saja untuk memaksimalkan frekuensi bass-nya.

Tipe Bookshelf
Sensitivitas 88 dB
Rating impedansi 4 – 8 ohm
Respons frekuensi 65 Hz – 20 Khz
Daya 250 W
Kisaran harga Rp175.000

4. Dusenberg Astex X1

Cek harga di Shopee - Best Seller Cek harga di Shopee - Best Price Cek harga di Blibli Cek harga di Lazada

Cocok untuk ruang pertemuan dan karaoke

Speaker ini sangat pas digunakan untuk keperluan pengajian, arisan, ruang pertemuan, bahkan karaoke. Suaranya besar menggelegar dan sangat optimal pada frekuensi mid ke treble sehingga suara vokal dapat terdengar lebih jernih.

Speaker ini juga lebih mudah digunakan karena sudah disediakan bracker bawaan. Anda pun dapat menggunakan speaker ini untuk jangka panjang karena Dusenberg menyediakan garansi sampai 2 tahun.

Tipe Bookshelf
Sensitivitas 87 dB
Rating impedansi 4 – 8 ohm
Respons frekuensi 40 Hz – 20 Khz
Daya 200 W
Kisaran harga Rp365.000

5. BareTone BT-A1530W

Cek harga di Shopee - Best Seller Cek harga di Shopee - Best Price Cek harga di Blibli Cek harga di Lazada

Driver besar untuk suara yang menggelegar dan jernih

BaraTone BT-A1530W adalah speaker pasif untuk kebutuhan acara yang lebih besar atau mini gigs. Dengan kabinet yang besar, ukuran driver-nya pun lebih besar sehingga kualitas suaranya lebih jernih. Speaker ukuran 15 inci ini memiliki output suara yang besar dengan sensitivitas yang tinggi. Hal ini juga membuatnya cocok digunakan sebagai speaker home theater.

Tipe Bookshelf
Sensitivitas 98 dB
Rating impedansi 8 ohm
Respons frekuensi 50 Hz – 20 Khz
Daya 800 W
Kisaran harga Rp4.150.000

6. Betavo BPS 4512

Cek harga di Shopee - Best Seller Cek harga di Shopee - Best Price Cek harga di Blibli Cek harga di Lazada

Bass-nya sudah nendang sekalipun tanpa subwoofer!

Betavo menawarkan speaker pasifnya ini dengan spesifikasi tinggi untuk memenuhi kebutuhan level profesional. Anda bisa menjadikannya speaker sound system ruang pertemuan, kondangan, hingga mini gigs. Menariknya, speaker ini memiliki rentang frekuensi yang luas sehingga performa bass-nya sudah cukup apik walaupun tidak ditambahkan subwoofer.

Tipe Bookshelf
Sensitivitas 98 dB
Rating impedansi 8 ohm
Respons frekuensi 40 Hz – 18 Khz
Daya 500 – 600 W
Kisaran harga Rp3.079.643

7. Targa M-350

Cek harga di Shopee - Best Seller Cek harga di Shopee - Best Price Cek harga di Blibli Cek harga di Lazada

Suaranya bersih dan empuk!

Speaker pasif ini diklaim memiliki suara yang empuk dan bersih. Kualitas suara ini dihasilkan oleh woofer dengan 2 tweeter pada setiap sisinya. Speaker ini tidak hanya bagus untuk musik namun juga kebutuhan vokal seperti meeting room di kantor, pengajian di masjid atau musala, dan sejenisnya. Harganya juga termasuk murah karena sudah include 1 set dengan 2 buah speaker.

Tipe Tidak disebutkan
Sensitivitas Tidak disebutkan
Rating impedansi Tidak disebutkan
Respons frekuensi Tidak disebutkan
Daya Tidak disebutkan
Kisaran harga Rp850.000

8. Ashley B65

Cek harga di Shopee - Best Seller Cek harga di Shopee - Best Price Cek harga di Blibli Cek harga di Lazada

Cocok menjadi speaker monitor unruk musisi di atas panggung

Butuh speaker pasif untuk digunakan sebagai speaker monitor untuk musisi di atas panggung? Speaker Ashley ini dapat memenuhi tugas tersebut dengan ukurannya yang kecil dan kapabilitasnya yang tinggi. Speaker ini kuat di frekuensi mid to treble sehingga dapat mengamplifikasi suara vokal menjadi lebih lantang tanpa kehilangan detail aslinya.

Tipe Bookshelf
Sensitivitas Tidak disebutkan
Rating impedansi 8 ohm
Respons frekuensi 70 Hz – 15 kHz
Daya 60 W
Kisaran harga Rp1.050.000

9. First Class JP-999PRO

Cek harga di Shopee - Best Seller Cek harga di Shopee - Best Price Cek harga di Blibli Cek harga di Lazada

Memiliki kabinet yang mantap untuk menghasilkan suara lebih menggelegar

First Class JP-999PRO hadir dengan bentuk yang durabel, tegas, dan berat sehingga output suaranya besar dan menggelegar, cocok untuk show musik. Cakupan frekuensi speaker ini cukup luas sehingga sudah memadai untuk digunakan tanpa speaker tambahan. Banderolan harga speaker pasif ini sudah terhitung untuk 1 set dengan 2 buah speaker.

Tipe Tidak disebutkan
Sensitivitas 96 dB
Rating impedansi Tidak disebutkan
Respons frekuensi 40 Hz – 18 kHz
Daya 600 – 1500 W
Kisaran harga Rp1.500.000

10. Black Spider CS-350

Cek harga di Shopee - Best Seller Cek harga di Shopee - Best Price Cek harga di Blibli Cek harga di Lazada

Cocok untuk membuat home karaoke pribadi

Speaker pasif berukuran 8 inci ini kami rekomendasikan untuk Anda yang ingin membuat konfigurasi home karaoke pribadi. Anda bisa menjadikan speaker ini sebagai speaker utama untuk channel kanan-kiri.

Selanjutnya, Anda perlu membeli amplifier 8 ohm untuk mengamplifikasi sinyal audio dari perangkat pemutar karaoke Anda ke speaker pasif ini. Jika ingin lebih maksimal, Anda juga bisa menambahkan subwoofer.

Tipe Tidak disebutkan
Sensitivitas 98 dB
Rating impedansi 8 ohm
Respons frekuensi Tidak disebutkan
Daya 400 W
Kisaran harga Rp850.000

Yuk, cek rekomendasi speaker dari PickyBest lainnya!

Kesimpulan

Dari sekian banyak produk yang kami sajikan, manakah yang tertarik Anda beli? Karena bukan barang murah, sebaiknya telitilah dalam memilih speaker pasif. Anda harus mempertimbangkan tipe, sensitivitas, impedansi, respons frekuensi, dan power handling-nya.

Bila ini pertama kalinya Anda membeli speaker pasif terbaik, lebih baik pilih tipe bookshelf yang sensitivitasnya 90 dB ke bawah. Ingat, jangan habiskan semua budget ke speaker karena Anda masih harus beli amplifier. Mudah-mudahan Anda menemukan speaker yang karakternya paling pas di telinga, ya!

Referensi

How to properly power your speakers
https://www.soundguys.com/power-speakers-30171/

Floor-Standing vs. Bookshelf Speakers: Which Is Right For You?
https://www.lifewire.com/floorstanding-and-bookshelf-loudspeaker-answers-4115990

What Does Speaker Sensitivity Mean and Why Is It Important?
https://www.lifewire.com/speaker-sensitivity-3134850

What Speaker Impedance Means and Why It Matters
https://www.lifewire.com/speaker-impedance-3134705

Understanding Frequency Response – Why it Matters
https://www.alesis.com/kb/article/2227

Amplifier to Speaker Matching Tutorial | UniqueSquared.com – Youtube
https://www.youtube.com/watch?v=pUou_noD1Gc

Speaker Buying Guide
https://www.abt.com/learn/speaker-buying-guide

  • Seluruh materi pada konten ini dikurasi secara independen oleh PickyBest. Kami mungkin mendapatkan sedikit komisi dari setiap pembelian produk yang terjadi. Namun tenang, tidak ada penambahan biaya apa pun bagi Anda.

You may also like

Comments are closed.