Elektronik

10 Rekomendasi Speaker Pasif Terbaik

Speaker pasif adalah jenis speaker yang digemari oleh kalangan audiophile. Kemudahannya untuk dikustomisasi memberikan pengguna kontrol lebih dalam menciptakan karakter suara sesuai preferensi. Tidak heran, meski sekilas terkesan agak ribet, speaker pasif masih saja dinikmati oleh pegiat audio di seluruh dunia.

Ada banyak produsen speaker pasif di pasaran, seperti Yamaha, Cambridge Audio, dan Klipsch. Agar tepat memilih, PickyBest kupas tuntas cara memilihnya di artikel ini. Selain itu, kami juga mengumpulkan rekomendasi speaker pasif terbaik dari berbagai merek. Kita pelajari bersama, yuk!

Perbedaan Speaker Aktif dan Pasif

Pertama-tama, mari pahami dulu apa yang membedakan speaker pasif dengan speaker aktif. Secara mendasar, perbedaan keduanya terletak di bagian power supply dan amplifikasi sinyal audio. Kedua fungsi ini dijalankan oleh perangkat yang bernama amplifier.

Speaker aktif sudah dibekali amplifier sendiri di dalam perangkatnya sehingga dapat langsung berfungsi setelah dihubungkan ke sumber listrik dan sumber suara. Sebaliknya, speaker pasif harus dibelikan amplifier terpisah agar berfungsi.

Kendati harga speaker pasif memang relatif lebih murah dari speaker aktif, tetapi keseluruhan setup-nya bisa saja berujung lebih mahal karena masih harus membeli amplifier.

Bila langsung disambungkan ke pemutar musik, suara yang keluar dari speaker pasif akan terdengar kecil, atau malah tidak keluar sama sekali. Hal ini diakibatkan daya output berupa sinyal audio dari pemutar musik yang lemah. Tugas amplifier adalah menguatkan sinyal tersebut sesuai rating power dari speaker.

Speaker pasif bisa di mix & match dengan berbagai amplifer untuk menemukan karakter suara yang diinginkan pengguna. Inilah mengapa, speaker pasif disukai para audiophile yang umumnya senang mengoleksi gear audio.

Kesimpulannya, speaker pasif lebih cocok untuk Anda yang tidak keberatan dibuat sedikit repot demi mendapatkan karakter audio yang disukai. Bila Anda lebih suka yang praktis, lebih baik beralih menggunakan speaker aktif saja.

Cara Memilih Speaker Pasif

Jika Anda sudah yakin untuk membeli speaker pasif, pahamilah cara memilihnya. Di bagian ini, kami mengupas aspek-aspek penting yang mesti Anda pertimbangkan dalam memilih speaker pasif terbaik. Mulai dari tipe, sensitivitas, impedansi, respons frekuensi, dan power handling.

Tentukan Tipenya, Floorstanding atau Bookshelf?

Tipe eksterior speaker dapat digolongkan menjadi dua, yaitu floorstanding dan bookshelf. Tidak hanya soal bentuk, tipe speaker juga memengaruhi kualitas suara yang dihasilkan. Putuskanlah mana yang paling cocok untuk Anda tanpa melupakan ketersediaan ruang di rumah.

Floorstanding: Suara Lebih Kencang dengan Range yang Lebar

Speaker floorstanding kadang disebut sebagai speaker tower. Seperti namanya, speaker ini ukurannya tinggi dan besar sehingga biasa ditaruh di lantai. Di sisi suara, jenis ini mencakup seluruh range nada (full range) sehingga tidak perlu tambahan speaker untuk pengoptimalan range tertentu (contohnya subwoofer untuk bekerja di range rendah).

Untuk menyetel musik, performanya unggul sebagai sistem stereo tunggal berkat range yang lebar, volume nendang, dan kedalaman yang baik. Sedangkan di home theater, speaker ini dapat berguna dalam konfigurasi surround sound untuk channel depan kanan dan kiri.

Bila ruangan tidak menjadi masalah untuk Anda, floorstanding speaker merupakan paket lengkap. Sejalan dengan harganya yang lebih mahal. Setup pun terkesan lebih compact karena hanya terdiri dari dua speaker, tidak seperti setup speaker bookshelf yang terdiri dari banyak speaker.

Bookshelf: Fleksibel dan Tidak Makan Banyak Tempat

Sesuai namanya, bookshelf speaker atau juga disebut standmounter umumnya diletakkan di atas furnitur, baik itu rak buku, meja, atau yang lain. Meski demikian, pancaran suara speaker akan lebih terasa saat diletakkan di atas stand, bracket, atau mount. Yang mana pun, ukuran kecil dari jenis ini membuat penempatannya lebih fleksibel dibanding floorstanding speaker.

Bookshelf speaker umumnya dominan di range tengah (mid-range). Itu sebabnya agar mendapatkan kualitas maksimal, perlu penambahan subwoofer untuk frekuensi rendah.

Memang, jenis ini dirancang sebagai bagian dari sebuah setup audio yang lebih besar, misalnya dalam konfigurasi home theater 5.1. Bookshelf speaker juga sering dipakai sebagai tambahan floorstanding speaker untuk channel tengah dan samping.

Bila ruangan Anda sempit, bookshelf speaker lebih nyaman digunakan. Bahkan Anda bisa menempelkannya di dinding kalau benar-benar kehabisan ruang. Di samping itu, harganya pun relatif lebih murah.

Pastikan Nilai Daya Speaker Tidak Lebih Besar dari Amplifier

Input daya yang diukur dalam watt dipasok oleh amplifier sesuai kebutuhan speaker. Agar mendapat volume yang optimal, pilihlah speaker yang nilai dayanya tidak lebih besar dari nilai daya yang dapat dipasok amplifier. Sebaliknya, hindari juga memilih yang dayanya terlalu kecil karena pasokan daya berlebih dari amplifier dapat merusak speaker.

Produsen speaker menuliskan beberapa tipe nilai daya pada spesifikasi tiap produk. Yang jadi patokan adalah nilai daya continous atau disebut juga root mean square (RMS) atau program rating power. Selain nilai daya ini, biasanya juga dicantumkan rating daya puncak (peak) yang hanya menunjukkan batas maksimal pasokan daya yang tidak boleh dilewati.

Kesimpulannya, solusi paling aman adalah memilih speaker yang nilai daya continous-nya sama dengan amplifier. Kalau ternyata nilai dayanya ada di bawah amplifier, pastikan kelebihan daya amplifier tidak sampai melewati rating daya puncak.

Hindari membeli speaker yang dayanya jauh di atas daya amplifier karena suara yang dihasilkan akan bervolume kecil, bahkan timbul clipping (distorsi).

Pilih Sensitivitas Berdasarkan Kebutuhan Besar Volume

Sensitivitas menunjukkan besar volume yang mampu dikeluarkan speaker. Umumnya pengukuran mengacu pada besar volume—yang ditulis dalam satuan desibel (dB)—dalam jarak 1 meter, saat speaker diberi daya output 1 watt oleh amplifier. Pengukurannya mungkin berbeda pada beberapa produk, dengan variasi pada besar pemberian dayanya.

Secara sederhana, semakin besar sensitivitas (semakin tinggi desibel), maka semakin keras volume speaker. Kebanyakan speaker memiliki sensitivitas di angka 86 sampai 90 dB. Di tingkat ini suara yang dihasilkan lebih dari cukup untuk pemakaian di dalam rumah. Bila melebihi 90 dB, speaker dapat dipakai untuk sound system luar ruangan.

Bisa disimpulkan bahwa semakin tinggi frekuensinya, semakin baik dan kencang pula suara yang dihasilkan. Tetapi, tetaplah mengacu pada skenario penggunannya. Jika hanya di rumah, pilih yang maksimal 90 dB. Yang lebih dari itu bisa dipilih untuk penggunaan di area luas seperti lapangan, ruang pertemuan, dan sejenisnya.

Sesuaikan Rating Impedansinya dengan Kemampuan Amplifier

Impedansi merujuk pada resistansi benda terhadap listrik yang diukur dalam satuan ohm. Semakin tinggi impedansi sebuah benda, semakin sulit bagi listrik untuk mengalir pada benda tersebut.

Karet dan kayu, misalnya, memiliki impedansi sangat tinggi sehingga nyaris tidak menghantarkan listrik sama sekali. Berbanding terbalik dengan besi yang impedansinya rendah sehingga sangat mudah menghantarkan listrik.

Rating impedansi speaker pasif umumnya ada di angka 4, 6, 8, dan 16 ohm. Amplifier harus mampu memasok arus sesuai rating speaker. Bila lebih rendah, amplifier bisa rusak karena dipaksa memasok arus kuat terus menerus. Sedangkan jika lebih tinggi, alirannya akan lemah dan membuat suara yang diproduksi menjadi kecil.

Bila Anda mau menggunakan dua speaker dua channel (satu speaker untuk masing-masing channel amplifier), maka rating ohm speaker dan amplifier harus sama. Perhitungannya akan sedikit berbeda pada konfigurasi speaker lebih dari dua.

Semisal pada konfigurasi empat speaker dua channel (dua speaker per channel yang tersambung paralel), pertama, impedansi semua speaker harus sama, misalnya 4 ohm. Dari sini, bagilah rating ohm dengan jumlah speaker yang terhubung pada tiap channel.

Di contoh ini, berarti 4 (ohm) dibagi 2 (jumlah speaker), menghasilkan 2 ohm pada tiap channel. Artinya, walaupun speaker-nya 4 ohm, amplifier harus mampu memasok aliran daya hingga 2 ohm.

Kesimpulannya, jika hanya perlu dua speaker, samakan rating impedansinya dengan amplifier. Sedangkan bila membutuhkan speaker lebih dari itu, gunakan rumus impedansi speaker dibagi jumlah speaker tiap channel untuk menemukan angka impedansi yang perlu dipasok amplifier.

Telitilah dalam Memeriksa Respons Frekuensi

Frekuensi suara (diukur dalam hertz) yang dapat didengar oleh manusia pada umumnya memiliki rentang dari 20 hertz sampai 20.000 hertz (20 kHz). Keseluruhan frekuensi ini kemudian dibagi menjadi tiga subfrekuensi utama, rendah (low-range atau bass), tengah (mid-range), dan tinggi (high-range atau treble).

Speaker yang baik adalah yang respons frekuensinya mencapai, mendekati, atau bahkan lebih dari rentang 20 Hz – 20 kHz. Tetapi, apakah Anda menyadari bahwa semakin tinggi frekuensi yang terdengar, semakin kencang pula volumenya? Begitu pun sebaliknya, saat bass-nya sangat dalam (sub-bass), volumenya jadi pelan.

Variasi volume tersebut disebabkan inkonsistensi kerja speaker di range tertentu. Maka itu, variasi sound pressure level (SPL) ini juga diukur dalam desibel. Di rincian spesifikasi, penulisan range akan selalu diikuti oleh varasi volume, misalnya 20 Hz – 20 kHz, ±3 dB.

±3 dB artinya akan ada kenaikan atau penurunan volume sebesar lebih kurang 3 dB pada range tertentu. Variasi volume paling kecil yang masih dapat dirasakan oleh beberapa orang adalah 1 dB. Pada 3 dB, variasi volume nyaris tidak terdengar.

Pada speaker pasif yang harganya lebih murah, variasi volume dapat mencapai angka 10 dB yang dalam skenario dunia nyata bisa membuat peningkatan volumenya terdengar dua kali lebih keras.

Jadi, pastikan untuk memilih speaker pasif yang respons frekuensinya sedekat mungkin dengan 20 Hz – 20 kHz. Lalu pastikan juga tercantum variasi SPL yang diukur dalam desibel. Semakin kecil variasinya maka semakin baik. Hati-hati terhadap produk yang tidak mencantumkan angka variasi ini karena sangat menentukan kualitas akhir produk.

Sisakan Dana Ekstra untuk Membeli Komponen Lainnya

Jangan habiskan semua budget Anda ke speaker. Ingat, speaker pasif tidak punya power supply sendiri. Paling tidak, Anda masih perlu membeli amplifier. Selain itu, bila memilih tipe bookshelf, sangat direkomendasikan untuk membeli bracket, stand, atau mount supaya kualitas suaranya lebih baik.

Di samping itu, suara dari bookshelf speaker yang dominan di mid-range mungkin membuat Anda harus membeli subwoofer dan tweeter. Terakhir, meski biasanya sudah dibekali dari produsen, tidak ada salahnya untuk mempersiapkan uang lebih untuk berjaga-jaga bila butuh kabel tambahan.

10 Rekomendasi Speaker Pasif Terbaik

Setelah bergelut dengan pembahasan cara memilih yang cukup rumit, tentu Anda sudah tidak sabar untuk segera belanja. Di bagian ini, kami sudah rangkum sepuluh speaker pasif terbaik dari berbagai merek dan kelas harga. Selamat memilih!

1. Audioengine HDP6

Cek harga di Shopee - Best Seller Cek harga di Shopee - Best Price Cek harga di Tokopedia Cek harga di Lazada

Menjanjikan pengalaman mendengar musik dan menonton film yang lebih hidup

Audioengine HDP6 membuat pengalaman mendengar musik dan menonton film menjadi lebih hidup. Dibekali dengan tweeter dan woofer yang terbuat dari bahan kokoh, kelangsungannya pun dipastikan lebih lama.

Speaker pasif terbaik ini terlihat menawan, cocok untuk segala dekorasi ruangan. Jika menginginkan kesan modern, pilih warna hitam yang elegan. Terdapat pula warna cokelat kayu yang menonjolkan kesan old-school.

Tipe Bookshelf
Sensitivitas Tidak disebutkan
Rating impedansi 4 ohm
Respons frekuensi 50 Hz – 22 kHz, ±1,5 db
Daya 10 – 150 W per channel
Kisaran harga Rp7.499.000

2. Yamaha VS6

Cek harga di Shopee - Best Seller Cek harga di Shopee - Best Price Cek harga di Tokopedia Cek harga di Lazada

Pas untuk sound system berbagai acara pertemuan

Dengan harganya yang terjangkau dan spesifikasinya yang mumpuni, speaker pasif terbaik ini pas untuk digunakan sebagai bagian sound system pengajian, arisan, seminar, maupun pertemuan lainnya.

Berkat sensitivitasnya yang tinggi, suara yang dihasilkannya besar. Speaker ini juga mendukung penggunaan di luar ruangan. Desainnya pun memungkinkan fleksibilitas lebih sesuai sudut pemasangan di dinding dengan bracket khusus berbentuk letter “U”.

Tipe Bookshelf
Sensitivitas 90 dB (1 W/1 m)
Rating impedansi 8 ohm
Respons frekuensi 80 Hz – 20 kHz, ±10 db
Daya 50 W per channel
Kisaran harga Rp1.345.000

3. Yamaha CBR15

Cek harga di Shopee - Best Seller Cek harga di Shopee - Best Price Cek harga di Tokopedia Cek harga di Lazada

Bisa menjadi speaker monitor panggung

Kualitas akustiknya yang baik menjadikan speaker ini serbaguna. Selain ideal digunakan di rumah untuk mendengar musik, speaker pasif terbaik ini juga dapat dijadikan monitor panggung. Terlihat dari desainnya yang dapat direbahkan dan didongakkan.

Kapabilitasnya sebagai speaker live music tidak perlu diragukan lagi. Cocok menjadi front of house speaker untuk semua jenis acara musik, baik itu pesta EDM, full band, sampai akustik.

Tipe Bookshelf
Sensitivitas 96 dB (1 W/1 m)
Rating impedansi 8 ohm
Respons frekuensi 46 Hz – 20 kHz, ±10 dB
Daya 500 W
Kisaran harga Rp7.950.000

4. CAF QSC-215

Sumber: Cafaudio.com

Cek harga di Shopee - Best Seller Cek harga di Shopee - Best Price Cek harga di Tokopedia Cek harga di Lazada

Menawarkan suara ekstra besar untuk pemakaian di tempat umum

Perlu suara ekstra besar? Varian QSC-215 dari CAF ini dapat menjadi pilihannya. Dengan sensitivitas tinggi, speaker pasif terbaik ini pas sekali digunakan dalam konfigurasi sound system tempat umum seperti klub malam, ruang pertemuan, aula musik, dan sejenisnya.

Tipe Floorstanding
Sensitivitas 101 dB (1 W/1 m)
Rating impedansi 4 ohm
Respons frekuensi 45 Hz – 18 kHz, ±3 db
Daya 800 W per channel
Kisaran harga Rp15.450.000

5. Peavey PV112i Enclosure

Sumber: Peavey.com

Cek harga di Shopee - Best Seller Cek harga di Shopee - Best Price Cek harga di Tokopedia Cek harga di Lazada

Memiliki kualitas build yang ekstra kokoh

Harga hanya 5 jutaan, speaker pasif terbaik ini menawarkan build yang compact dan kokoh. Terdapat proteksi tweeter dan keseluruhan bodinya terdapat lapisan karpet. Setiap sudutnya pun dilapisi besi sehingga tahan benturan ringan. Begitu pun handle-nya yang juga terbuat dari besi untuk memastikan fleksibilitasnya tetap optimal.

Tipe Tidak disebutkan
Sensitivitas 97 dB (1 W/1 m)
Rating impedansi 8 ohm
Respons frekuensi 65 Hz – 20 kHz, ±3 db
Daya 100 W per channel
Kisaran harga Rp5.800.000

6. Cambridge Audio SX-80

Cek harga di Shopee - Best Seller Cek harga di Shopee - Best Price Cek harga di Tokopedia Cek harga di Lazada

Speaker full range paket lengkap

Seperti speaker pasif terbaik tipe floorstanding umumnya, Sx-80 dari Cambridge Audio ini merupakan paket lengkap. Bass-nya dalam dan punchy, sedangkan treble-nya seimbang dan jernih. Instrumental pun terdengar jernih penuh detail. Desainnya yang sleek dan modern menyatu dengan baik bersama dekorasi ruangan.

Tipe Floorstanding
Sensitivitas 87 dB (1 W/1 m)
Rating impedansi 8 ohm
Respons frekuensi 40 Hz – 20 kHz
Daya Tidak disebutkan
Kisaran harga Rp7.900.000

7. Cambridge Audio SX-50

Cek harga di Shopee - Best Seller Cek harga di Shopee - Best Price Cek harga di Tokopedia Cek harga di Lazada

Menyempil dengan mudah di antara perabotan

Cambridge Audio juga punya solusi speaker bookshelf. SX-50 berikut ini memiliki kualitas reproduksi suara yang jernih dan nendang, kontras dengan ukurannya yang minimalis. Alhasil, ia dapat menyempil dengan mudah di antara perabotan rumah.

Kehebatan speaker pasif terbaik ini tidak perlu Anda ragukan, terbukti dengan rating baik yang ia dapatkan dari banyak media massa. Anda dapat mengecek sendiri review-nya lebih lengkap di internet.

Tipe Bookshelf
Sensitivitas 87 dB (1 W/1 m)
Rating impedansi 8 ohm compatible
Respons frekuensi 50 Hz – 22 kHz
Daya 10 – 100 W
Kisaran harga Rp3.200.000

8. KEF Q150 Bookshelf Speaker

Sumber: Ap.kef.com

Cek harga di Shopee - Best Seller Cek harga di Shopee - Best Price Cek harga di Tokopedia Cek harga di Lazada

Bass-nya sudah cukup enak walau tidak ditambah subwoofer

KEF Q150 cukup unik karena, tidak seperti speaker bookshelf kebanyakan yang hanya kuat di mid-range, bass-nya terdengar bersih dan cukup dalam. Dengan begitu, speaker pasif terbaik ini sudah cukup enak walau tidak ditambah subwoofer.

Bila menurut Anda masih kurang, tentu saja Anda tinggal pasangkan subwoofer agar bass-nya semakin sempurna. Soundstage-nya pun terasa masif di ruangan kecil, membuatnya cocok pula sebagai speaker untuk komputer (desktop speaker).

Tipe Bookshelf
Sensitivitas 86 dB (2,83 V/1 m)
Rating impedansi 8 ohm
Respons frekuensi 51 Hz – 28 kHz, ±3 db
Daya 10 – 100 W
Kisaran harga Rp13.800.000

9. Klipsch RP-600M

Sumber: Klipsch.com

Cek harga di Shopee - Best Seller Cek harga di Shopee - Best Price Cek harga di Tokopedia Cek harga di Lazada

Akustik kualitas tinggi untuk memuaskan para jazzhead

Speaker pasif terbaik ini dibekali teknologi corong (horn) hybrid yang fungsinya mengarahkan gelombang suara langsung kepada pengguna. Hasilnya, audio terdengar lebih jelas dan jernih karena tidak berpantulan di dinding sekitar.

Performa akustiknya yang sangat baik membuat produk ini akan sangat disukai oleh penggemar musik jazz. Soundstage-nya yang sempurna membuat tiap instrumen terdengar begitu hidup dan jernih, serta peka terhadap subtlety.

Tipe Bookshelf
Sensitivitas 96 dB (2,83 V/1 m)
Rating impedansi 8 ohm compatible
Respons frekuensi 45 Hz – 25 kHz, ±3 db
Daya 100 W
Kisaran harga Rp10.500.000

10. JBL JRX225

Sumber: Jblpro.com

Cek harga di Shopee - Best Seller Cek harga di Shopee - Best Price Cek harga di Tokopedia Cek harga di Lazada

Direkomendasikan untuk gig musik

Mustahil membicarakan periferal audio tanpa menyinggung JBL, brand asal Amerika Serikat yang merupakan anak perusahaan HARMAN. Varian JRX225 ini menawarkan suara lantang yang cocok untuk penggunaan outdoor.

Karena ukurannya yang besar dan berat, speaker pasif terbaik ini sering direkomendasikan untuk gig musik di venue kecil hingga menengah. Performanya tentu jempolan dengan dua driver frekuensi rendah 15 inci untuk menghasilkan bass yang dalam dan nendang.

Tipe Floorstanding
Sensitivitas 100 dB (1 W/1 m)
Rating impedansi 4 ohm
Respons frekuensi 62 Hz – 13 kHz
Daya 500 W
Kisaran harga Rp15.000.000

Tabel Perbandingan Speaker Pasif

Produk Audioengine HDP6 Yamaha VS6 Yamaha CBR15 CAF QSC-215 Peavey PV112i Enclosure Cambridge Audio SX-80 Cambridge Audio SX-50 KEF Q150 Bookshelf Speaker Klipsch RP-600M JBL JRX225
Tipe Bookshelf Bookshelf Bookshelf Floorstanding Tidak disebutkan Floorstanding Bookshelf Bookshelf Bookshelf Floorstanding
Sensitivitas Tidak disebutkan 90 dB (1 W/1 m) 96 dB (1 W/1 m) 101 dB (1 W/1 m) 97 dB (1 W/1 m) 87 dB (1 W/1 m) 87 dB (1 W/1 m) 86 dB (2,83 V/1 m) 96 dB (2,83 V/1 m) 100 dB (1 W/1 m)
Rating impedansi 4 ohm 8 ohm 8 ohm 4 ohm 8 ohm 8 ohm 8 ohm compatible 8 ohm 8 ohm compatible 4 ohm
Respons frekuensi 50 Hz – 22 kHz, ±1,5 db 80 Hz – 20 kHz, ±10 db 46 Hz – 20 kHz, ±10 dB 45 Hz – 18 kHz, ±3 db 65 Hz – 20 kHz, ±3 db 40 Hz – 20 kHz 50 Hz – 22 kHz 51 Hz – 28 kHz, ±3 db 45 Hz – 25 kHz, ±3 db 62 Hz – 13 kHz
Daya 10 – 150 W per channel 50 W per channel 500 W 800 W per channel 100 W per channel Tidak disebutkan 10 – 100 W 10 – 100 W 100 W 500 W
Kisaran harga Rp7.499.000 Rp1.345.000 Rp7.950.000 Rp15.450.000 Rp5.800.000 Rp7.900.000 Rp3.200.000 Rp13.800.000 Rp10.500.000 Rp15.000.000
Periksa ketersediaan Cek di Shopee Cek di Blibli Cek di Tokopedia Cek di Shopee Cek di Lazada Cek di Blibli Cek di Shopee Cek di Blibli Cek di Tokopedia Cek di Lazada Cek di Tokopedia Cek di Shopee Cek di Blibli Cek di Tokopedia Cek di Shopee Cek di Lazada Cek di Blibli Cek di Shopee Cek di Blibli Cek di Tokopedia Cek di Shopee Cek di Lazada Cek di Blibli Cek di Shopee Cek di Lazada Cek di Blibli Cek di Shopee Cek di Lazada Cek di Blibli

Yuk, cek rekomendasi speaker dari PickyBest lainnya!

Kesimpulan

Dari sekian banyak produk yang kami sajikan, manakah yang tertarik Anda beli? Karena bukan barang murah, sebaiknya telitilah dalam memilih speaker pasif. Anda harus mempertimbangkan tipe, sensitivitas, impedansi, respons frekuensi, dan power handling-nya.

Bila ini pertama kalinya Anda membeli speaker pasif terbaik, lebih baik pilih tipe bookshelf yang sensitivitasnya 90 dB ke bawah. Ingat, jangan habiskan semua budget ke speaker karena Anda masih harus beli amplifier. Mudah-mudahan Anda menemukan speaker yang karakternya paling pas di telinga, ya!

Referensi

How to properly power your speakers
https://www.soundguys.com/power-speakers-30171/ diakses pada XXX

Floor-Standing vs. Bookshelf Speakers: Which Is Right For You?
https://www.lifewire.com/floorstanding-and-bookshelf-loudspeaker-answers-4115990 diakses pada XXX

What Does Speaker Sensitivity Mean and Why Is It Important?
https://www.lifewire.com/speaker-sensitivity-3134850 diakses pada XXX

What Speaker Impedance Means and Why It Matters
https://www.lifewire.com/speaker-impedance-3134705 diakses pada XXX

Understanding Frequency Response – Why it Matters
https://www.alesis.com/kb/article/2227 diakses pada XXX

Amplifier to Speaker Matching Tutorial | UniqueSquared.com – Youtube
https://www.youtube.com/watch?v=pUou_noD1Gc diakses pada XXX

Speaker Buying Guide
https://www.abt.com/learn/speaker-buying-guide diakses pada XXX

Diperbaharui pada 1 Juni 2023
  • Seluruh materi pada konten ini dikurasi secara independen oleh PickyBest. Kami mungkin mendapatkan sedikit komisi dari setiap pembelian produk yang terjadi. Namun tenang, tidak ada penambahan biaya apa pun bagi Anda.

You may also like

Comments are closed.